Bacaan Niat dan Doa Setelah Shalat Dhuha Lengkap

umatislam.com- Anggota Fatwa Dar al-Ifta Mesir, Syekh Mahmud Syalabi memberikan penjelasan soal waktu pelaksanaan sholat dhuha. Dia memulai penjelasannya dengan menyampaikan bahwa sholat Dhuha adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Untuk Hukum shalat dhuha, semua ulama sepakat bahwa Shalat dhuha hukumnya sunah dan keutamaan shalat dhuha juga banyak sekali dijelaskan dalam beberapa kitab yang mahsyur.

“Sholat dhuha pada waktunya dimulai dari 20 menit setelah matahari terbit hingga 10 menit 10 menit sebelum sholat Dzuhur,” kata dia seperti dilansir Elbalad, Kamis (23/6/2022).

Baca juga : Keutamaan dan Keajaiban Sholat Hajat dalam Hadist

Bacaan Lainnya

Ulama Al-Azhar, Yusri Gabr, juga menjelaskan, sholat Dhuha merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW yang waktunya dimulai sekitar 20 menit setelah matahari terbit (sempurna bulatannya) dan berakhir 30 menit sebelum tengah hari.

Terkait waktu sholat dhuha, dijelaskan pula dalam hadits. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kerjakanlah sholat shubuh. Kemudian janganlah sholat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru sholatlah. Karena sholat ketika itu dihadiri dan disaksikan (malaikat), sampai bayangan tombak mengecil.” (HR Muslim)

Untuk rokaat sholat dhuha, paling sedikit yakni dua rokaat, pertengahannya empat rokaat, dan rokaat yang terbaik untuk sholat dhuha adalah delapan. Dan paling banyak adalah 12 rokaat.

Letak perbedaan pendapat para ulama dalam hal sholat dhuha adalah pada rokaat terbanyak sholat dhuha. Mazhab Maliki dan Hanbali berpendapat bahwa rokaat terbanyak sholat dhuha adalah delapan rokaat.

Sholat Dhuha

Pendapat tersebut sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ummu Hani’, bahwa dia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW pernah masuk ke rumahnya pada hari Fathu Makkah, lalu beliau mandi dan melakukan sholat delapan rakaat. Aku tidak pernah melihat sholat yang lebih ringan daripada itu, namun beliau tetap menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” (HR Bukhari)

Baca juga : Niat, Tata Cara dan Doa Sholat Hajat Sesuai Tuntunan

Sedangkan madzhab Hanafi dan Syafi’i berpendapat bahwa rokaat terbanyak sholat dhuha adalah 12 rokaat. Pendapat ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Anas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menunaikan sholat Dhuha dua belas rakaat niscaya Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga.” (HR Tirmidzi)

Tata Cara Shalat Dhuha

Tata cara melaksanakan shalat dhuha sama sebagaimana tata cara shalat lainnya. Dikerjakan dengan dua raka’at-dua raka’at, dengan salam setiap dua raka’at. Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

صلاةُ اللَّيلِ والنَّهارِ مَثنَى مَثنَى

“Shalat (sunnah) di malam dan siang hari, dua rakaat-dua rakaat” (HR. Abu Daud no. 1295, An Nasa-i no. 1665, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

Syaiikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

ويقرأ فيها ما تيسر سوراً أو آيات ليس فيها شيء مخصوص، يقرأ فيها ما تيسر من الآيات أو من السور. وأقلها ركعتان تسليمة واحدة، وإن صلى أربع أو ست أو ثمان أو أكثر يسلم من كل ثنتين فكله حسن

“Dalam shalat dhuha (setelah Al Fatihah, pent.) silakan membaca surat atau ayat-ayat apa saja yang dimampui, tidak ada surat atau ayat khusus yang diutamakan. Silakan membaca ayat atau surat apa saja. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dengan satu salam. Jika ingin shalat empat rakaat atau enam atau delapan rakaat, atau bahkan lebih, dengan salam di setiap dua rakaat, maka ini semua baik” (Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/10014).

Shalat Dhuha Secara Berjama’ah

ٍShalat dhuha boleh dilaksanakan secara berjama’ah sesekali. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

لا بأس أن يصلي الجماعة بعض النوافل جماعة ولكن لا تكون هذه سنة راتبة كلما صلوا السنة صلوها جماعة

“Tidak mengapa melaksanakan sebagian shalat sunnah secara berjama’ah, namun hendaknya tidak dijadikan kebiasaan yang dirutinkan sehingga terus-menerus shalat sunnah berjama’ah” (Majmu’ Fatawa war Rasa’il, 14/335).

Jika shalat dhuha dilaksanakan secara berjama’ah maka dilakukan dengan bacaan yang sirr (lirih). Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:

أما الصلاة النهارية كصلاة الضحى والرواتب وصلاة الظهر والعصر , فإن السنة فيها الإسرار

“Adapun shalat-shalat yang dilakukan di siang hari, seperti shalat dhuha, shalat rawatib, shalat zhuhur, shalat ashar, disunnahkan dilakukan dengan sirr (lirih)” (Fatawa Ibnu Baz, 11/207).

Niat sholat dhuha

أصلي سنة الضحى ركعتين لله تعالى الله أكبر

Ushallii sunnatadh dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.

Artinya:

“Aku niat mengerjakan sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala. Allah Mahabesar.”

Untuk sholat Dhuha ini sebaiknya pada rakaat pertama sesudah membaca surah Al-Fatihah diteruskan dengan membaca surah Asy-Syams dan pada rakaat kedua membaca surah Adh-Dhuha.

Baca juga : 12 Keajaiban, Keutamaan dan Manfaat Sholat Tahajud

Doa sholat dhuha

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.

Artinya:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Baca juga : Pengertian Sholat Hajat dan Hukum Sholat Hajat

Tidak terdapat hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang shahih dan sharih (tegas), mengenai doa setelah shalat dhuha. Adapun hadits dari Aisyah radhiallahu’anha:

صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الضحى، ثم قال: “اللهم اغفر لي، وتب علي، إنك أنت التواب الرحيم” حتى قالها مائة مرة

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah shalat dhuha, kemudian membaca doa: /Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim/ (Ya Allah, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sungguh Engkau adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang). Beliau ucapkan ini 100x” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. 219, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad).

Yang rajih, ini adalah doa setelah shalat secara umum, bukan hanya shalat dhuha. Sebab disebutkan dalam riwayat lainnya secara mutlak:

قال: رَجُلٌ مِن الأنصارِ- إنَّه سَمِعَ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في صَلاةٍ وهو يقولُ: ربِّ اغفِرْ لي -قال شُعْبةُ: أو قال: اللَّهُمَّ اغفِرْ لي- وتُبْ علَيَّ؛ إنَّك أنتَ التوَّابُ الغَفورُ، مِئَةَ مَرَّةٍ

“Seorang lelaki dari kaum Anshar mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah shalat beliau berdoa: /Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim/ 100x” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dalam Musnad Ibnu Fudhail, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad no. 23150).

Namun andaikan seseorang mengamalkan doa ini setelah shalat dhuha, pun tidak mengapa. Selama tidak berkeyakinan bahwa ini adalah doa khusus setelah shalat dhuha. Wallahu a’lam.

Komentar ditutup.