Bacaan I’tidal Muhammadiyah Usai Gerakan Ruku

Bangun dari rukuk disebut i’tidal dalam sholat. Yang dimaksud i’tidal dalam salat adalah berdiri usai melakukan ruku dan sebelum sujud.

I’tidal merupakan salah satu rukun sholat yang wajib dilakukan untuk menjadikan syarat sahnya shalat terkecuali untuk orang yang sedang sakit yang tidak memungkinkan untuk berdiri.

Bila anda mencari bacaan Sholat Muhammadiyah sebenarnya merupakan istilah yang salah kaprah karena semua bacaan sholat tidak ada yang milik satu organisasi atau golongan. Doa I’tidal Baik NU atau muhammadiyah mempunyai dasar hukum yang sama.

Baca juga : bacaan Doa Iftitah dalam bahasa Arab, latin dan artinya

Bacaan Lainnya
Dasar Hukum Bacaan Doa I’tidal

 

Keutamaan Membaca Doa i’tidal

Rasulullah SAW menyampaikan keutamaan membaca doa i’tidal dan tertuang dalam hadits berikut

إِذَا قَالَ الإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Jika imam mengucapkan sami’allahu liman hamidah,’ maka hendaklah kalian mengucapkan ‘robbana wa lakal hamdu.’ Karena siapa saja yang ucapannya tadi berbarengan dengan ucapan malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan dihapus.” (HR Bukhari).

Bacaan I’tidal Muhammadiyah, NU dan Jamaah Ahlu Sunah lainnya

Bacaan I’tidal Muhammadiyah dan NU mempunyai dasar hukum yang sama diantaranya dalam hadits Bukhari:

وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا ، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Artinya: “Jika imam bangkit dari ruku, maka bangkitlah. Jika ia mengucapkan “sami’allahu liman hamidah” (Allah mendengar pujian dari orang yang memujiNya), ucapkanlah “robbana wa lakal hamdu” (Wahai Rabb kami bagiMu segala puji).” (HR Bukhari).

Menurut para ulama dalam hadits tersebut, bacaan “sami’allahu liman hamidah” hanya dilafazkan imam dan ketika salat sendiri. Makmum tak perlu melafazkan pujian tersebut, tetapi sebaiknya membaca “robbana wa lakal hamdu.

Bacaan “robbana wa lakal hamdu” terdapat beberapa versi yang sama-sama terdapat dalam hadits shahih, yaitu:

اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

A. Arab latin: Allahumma robbanaa lakal hamdu (HR Muslim).

اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

B. Arab latin: Allahumma robbanaa wa lakal hamdu (HR Bukhari).

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ

C. Arab latin: Robbanaa lakal hamdu (HR Bukhari).

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

D. Arab latin: Robbanaa wa lakal hamdu (HR Bukhari).

Selanjutnya kalimat “robbana wa lakal hamdu” dilanjutkan dengan menyempurnakan doanya hingga menjadi

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ

Arab latin: Allahumma robbanaa lakal hamdu mil-assamawaati wa mil-al ardhi, wa mil-a maa syi’ta min syai-in ba’du

Artinya: “Ya Allah, Rabb kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu.”

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Rifa’ah bin Rofi

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Latin: Robbana walakal hamdu, hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih

Artinya: “Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.”

Jangan lupa baca Bacaan Dzikir dan Doa Setelah Sholat Lima Waktu

Itulah Bacaan I’tidal Muhammadiyah, NU maupun jamaah Ahlu sunah wal jamaah lainnya

Komentar ditutup.