Sejarah Public Cloud

Meskipun konsep komputasi awan telah ada sejak tahun 1960-an, namun tidak mencapai popularitas publik untuk perusahaan hingga tahun 1990-an. Salesforce, sekarang menjadi penyedia SaaS teratas, memasuki pasar pada tahun 1999 dengan mengirimkan aplikasi melalui situs web. Aplikasi berbasis browser yang bisa diakses banyak pengguna, seperti G Suite, segera menyusul.

Pada tahun 2006, Amazon meluncurkan EC2, platform IaaS-nya, untuk penggunaan publik. Di bawah divisi cloud-nya, AWS, perusahaan dapat “menyewa” komputer virtual tetapi menggunakan sistem dan aplikasi mereka sendiri. Segera setelah itu, Google merilis Google App Engine, layanan PaaS-nya, untuk pengembangan aplikasi, dan Microsoft mengeluarkan Azure, juga penawaran PaaS. Seiring waktu, ketiganya membangun penawaran IaaS, PaaS, dan SaaS. Vendor perangkat keras lama seperti IBM dan Oracle juga memasuki pasar.

Namun, tidak semua vendor yang mencoba bersaing berhasil. Verizon, Hewlett Packard Enterprise, Dell, VMware, dan lainnya terpaksa menutup cloud publik mereka. Beberapa telah memfokuskan kembali pada cloud hybrid dan manajemen cloud.

Adopsi cloud publik terus meningkat karena penyedia memperluas portofolio layanan dan dukungan mereka. Perkembangan teknologi — termasuk AI, pembelajaran mesin, IoT, dan edge computing — semuanya telah memasuki portofolio layanan cloud publik. Pendekatan pengembangan aplikasi cloud yang lebih beragam juga muncul saat organisasi merangkul layanan mikro, kontainer, dan arsitektur tanpa server.

Bacaan Lainnya

Secara umum, pakar cloud mengharapkan gelombang komputasi cloud publik berikutnya akan melibatkan lebih banyak otomatisasi dan spesialisasi. Penyedia akan menawarkan layanan yang lebih terperinci dan saling terhubung untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang lebih luas. Teknologi baru dan perkembangan TI — misalnya, komputasi kuantum — akan membentuk masa depan cloud publik.

Komentar ditutup.